Banyak perubahan yang terjadi dan dialami, baik secara fisik dan emosional ketika mulai mengandung. Anda harus selalu memperhatikan jadwal dan jenis makanan yang Anda konsumsi, karena pertumbuhan dan perkembangan janin tergantung dari nutrisi makanan ibu. Beberapa zat gizi berperan vital dalam pertumbuhan janin. Selama kehamilan, metabolisme energi meningkat akibat perubahan sistem tubuh Anda dan perkembangan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan energi dan zat gizi harus ditingkatkan. Menambahkannya dengan cara apa? Tidak sekedar terus menerus menambah jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh, namun juga pertimbangkan segala sesuatu yang Anda konsumsi.
Kalori
Selama trismester kedua dan ketiga kehamilan membutuhkan 300 kalori per hari. Walaupun peningkatan ini tidak digunakan dalam trismester pertama, bukan berarti keseimbangan nutrisi tidak penting. Kalori tambahan ini diperlukan agar berat badan Anda meningkat (total 12 hingga 16 kg selama hamil). Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan berat badan bayi yang cukup saat dilahirkan. Sebaiknya pada trismester pertama, pertambahan bobot hanya 0, 5 kg setiap bulannya. Sedangkan pada trismester kedua, 0, 5 kg setiap minggunya. Sdangkan di trismester terakhir (bulan ke-9), hanya boleh 0, 5 hingga 1 kg. Kalori dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, buah, sereal, beras merah, sayur, kentang.
Protein
Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar pertumbuhan janin optimal. Protein dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu, dan telur.
Kalsium
Penelitian menunjukkan bahwa janin memerlukan 13 mg kalsium dari darah ibu. Janin memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan giginya. Jika jumlah kalsium yang ia dapatkan kurang, maka ia akan mengambilnya dari tulang. Akibatnya Anda dapat mengalami pelunakan tulang (osteomalasia) nantinya. Kalsium dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi produk susu, tahu, brokoli, kacang-kacangan.
Zat besi
Kekurangan zat besi akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin menjadi terhambat. Kekurangan zat besi dapat meningkatkan resiko cacat (mortalitas) Anda dan janin. Karena kebutuhan zat besi sulit dipenuhi dari diet pola makan, maka terkadang pemakaian suplemen disarankan. Zat besi dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi bayam, daging merah, hati, ikan, unggas, kerang, telur, kedelai.
Asam folat (vitamin B)
Asam folat yang dikonsumsi sejak masa pembuahan dan awal kehamilan mampu mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang. Penelitian menunjukkan resiko kelainan tulang belakang (spina bifida) dan kelainan ronggga otak (anensefali) menurun hingga 50%. Sangat disarankan untuk mendapatkan 400 mg asam folat per hari. Asam folat dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi jus jeruk bayam, oatmeal, brokoli, stoberi, dan roti.
Cairan
Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah. Minum setidaknya 6 hingga 8 gelas setiap harinya. Mengurangi asupan cairan tidak akan mengurangi bengkak yang Anda alami. Akan tetapi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Konsumsi cairan yang terbaik adalah air putih, selain itu Anda juga dapat mengkonsumsi sup, jus, dan teh.
Garam
Garam dapat membantu mengatur air dalam darah. Kebutuhan tubuh akan garam sedikit, sekitar 2000 hingga 8000 mg per hari. Beberapa ibu yang terkena darah tinggi atau preeklamsia bahkan tidak memerlukan tambahan akan konsumsi garam.
Jangan lupa untuk menghindari rokok, konsumsi alkohol dan kafein.
September 26, 2008
September 14, 2008
Prenatal development and sonograph images
Prenatal development is divided into two primary biological stages. The first is the embryonic stage, which lasts for about two months. At this point, the fetal stage begins. At the beginning of the foetal stage, the risk of miscarriage decreases sharply,[21] all major structures including hands, feet, head, brain, and other organs are present, and they continue to grow and develop. When the fetal stage commences, a fetus is typically about 30 mm (1.2 inches) in length, and the heart can be seen beating via sonograph; the fetus bends the head, and also makes general movements and startles that involve the whole body.[22] Brain stem activity has been detected as early as 54 days after conception,[23] and the first measurable signs of EEG activity occur in the 12th week.[24] Some fingerprint formation occurs from the beginning of the fetal stage.[25]
Fetus at 18 weeks after fertilization[28]
Fetus at 38 weeks after fertilization[29]
One way to observe prenatal development is via ultrasound images. Modern 3D ultrasound images provide greater detail for prenatal diagnosis than the older 2D ultrasound technology.[30] Whilst 3D is popular with parents desiring a prenatal photograph as a keepsake,[31] both 2D and 3D are discouraged by the FDA for non-medical use,[32] but there are no definitive studies linking ultrasound to any adverse medical effects.[33] The following 3D ultrasound images were taken at different stages of pregnancy:
One way to observe prenatal development is via ultrasound images. Modern 3D ultrasound images provide greater detail for prenatal diagnosis than the older 2D ultrasound technology.[30] Whilst 3D is popular with parents desiring a prenatal photograph as a keepsake,[31] both 2D and 3D are discouraged by the FDA for non-medical use,[32] but there are no definitive studies linking ultrasound to any adverse medical effects.[33] The following 3D ultrasound images were taken at different stages of pregnancy:
3-inch fetus (about 14 weeks gestational age)
Fetus at 20 weeks
Subscribe to:
Posts (Atom)